Cara Menanam dan Merawat Buah Pir |
Menanam Pohon Buah Pir Dari Bibit Buah pir Hingga Panen Buah Pear
Dalam Cara Menanam dan Merawat Buah Pir perlu di proses selama 3 bulan, kemudian direndam air hangat dengan suhu antara 30 - 50 C selama 2 hari. Selanjutnya di lakukan proses perkecambahan, Lalu disemai di tempat terkena sinar matahari langsung, baru kemudian ditanam dan dirawat. Benih mengeluarkan tunas 2 - 3 minggu, panen pertama Pir mulai 3 - 5 tahun.
Pohon Buah Pir di Tanam Dalam Perkebunan Buah dan Tabulampot Buah Pir
Pemilihan Biji Benih Bibit Buah Pir
- Ambil tisu/kapas dan lembabkan dengan air sprayer halus.
- Air untuk melembabkan sebaiknya air kemasan atau air matang.
- Ambil beberapa benih dan letakkan di atasnya.
- Masukkan ke kantong plastik, gulung plastiknya, dan tutup rapat.
- Letakkan kantong plastik di dalam kulkas (jangan di freezer).
- Biarkan di dalam kulkas selama 3 bulan.
- Periksalah setiap minggu, sesuaikan kondisinya bila dibutuhkan.
- Setelah 3 bulan ambil benih dan lakukan proses perendaman kemudian proses perkecambahan 1.
- Jika sebelum 3 bulan ternyata ada benih yang sudah tumbuh calon akar (1 - 3 mm), maka khusus benih buah ini dilakukan proses perkecambahan 2.
Benih/biji Pir agar dapat bertunas / berkecambah secara optimal, perlu dilakukan stratifikasi benih yaitu diciptakan lingkungan benih sesuai dengan habitatnya (sesuai dengan lingkungan asal benih tersebut).
Ambil beberapa tisu atau kapas atau handuk kertas, kemudian lembabkan tisu/kapas tsb menggunakan air sprayer halus. Cukup lembab saja, jangan sampai ada air menggenang agar biji/benih tidak berjamur atau busuk. Ukuran cukup lembabnya adalah tidak ada lagi air yang menetes meskipun tisu/kapas diayun-ayunkan.
Air untuk melembabkan tisu/kapas/handuk kertas sebaiknya air kemasan atau air matang.
Selanjutnya masukkan tisu/kapas tersebut ke dalam kantong plastik.
Ambil benih/biji Pir yang telah direndam dan ditiris, kemudian letakkan benih di atas tisu/kapas dengan jarak yang rapi.
Gulung kantong plastiknya mulai dari bagian bawah agar sebagian besar udara di dalamnya keluar. Setelah digulung, selanjutnya langsung tutuplah kantong plastik tsb.
Masukkan kantong plastik tersebut ke dalam kulkas (jangan di freezer) selama 3 bulan, untuk stratifikasi.
Suhu ideal yang dibutuhkan sebenarnya antara 1-5 C, sehingga bila memungkinkan letakkan di lokasi yang memiliki suhu 1-10 C atau mendekati suhu 10 C. Biasanya suhu itu dapat dicapai pada rak "crisper" di lemari es.
Periksalah setiap minggu dan sesuaikan kondisinya bila dibutuhkan.
Agar dapat memeriksa dengan teliti, caranya ambil kantong plastiknya dari dalam kulkas, kemudian periksalah dengan teliti. Jika baik-baik saja, maka masukkan kembali kantong plastik tsb ke dalam kulkas.
Jika terjadi kondensasi atau muncul embun (butiran air), maka angkat kantong plastik dan ketuk secara perlahan untuk menjatuhkan butir-butir airnya. Selanjutnya masukkan kembali kantong plastik tsb ke dalam kulkas dengan posisi dibaringkan pada sisi sebaliknya sehingga benih yang basah bisa mengering.
Jika tisu/kapasnya mengering, tambahkan satu atau dua tetes air.
Jika muncul jamur atau bintik-bintik hitam pada suatu benih, cabut benih tersebut dan bersihkan jika memungkinkan. Namun jika sulit dibersihkan, maka buanglah biji tersebut.
Jika ternyata seluruh biji di dalam kantong terserang jamur, tambahkan sedikit fungisida.
Setelah 3 bulan, keluarkan benih dari kulkas dan lakukan proses perendaman, kemudian dilanjutkan proses germinasi.
Namun, jika ada satu atau beberapa benih/biji Pir ternyata sudah tumbuh calon akar (1 - 3 mm) sebelum 3 bulan, maka keluarkan benih bertunas tsb dari kulkas, dan langsung lakukan proses germinasi.
Merendam Benih Pir
Rendam biji Pir dengan air hangat (40 - 50 C) selama 48 jam.
Air untuk merendam sebaiknya air kemasan atau air matang.
Saat akhir perendaman, jika ada biji yang masih mengapung, buanglah.
Ambil biji menggunakan saringan dan cuci dengan air bersih (air matang).
Air matang adalah air yang sudah direbus dan dapat diminum langsung.
Tiriskan/entaskan (biarkan di udara terbuka sampai kering sendiri).
Rendam biji Pir dengan air hangat (40 - 50 C) selama 48 jam dengan tujuan untuk mematahkan masa dormansi benih (membangunkan benih sekaligus mempercepat berkecambah).
Air yang digunakan untuk merendam sebaiknya air kemasan atau air matang (air yang sudah direbus dan dapat diminum).
Setelah selesai direndam selama 48 jam, selanjutnya ambil biji/benih menggunakan saringan dan cuci dengan air bersih (air matang), lalu tiriskan/entaskan (biarkan di udara terbuka sampai kering sendiri, atau bisa juga diangin-anginkan (dihembuskan angin/kipas angin) agar cepat kering), setelah itu lakukan proses selanjutnya.
Untuk saat akhir merendam benih/biji Pir, ada biji yang mengapung dan ada yang tenggelam. Biji yang mengapung umumnya kecil peluangnya untuk mengeluarkan tunas (bukan berarti tidak bisa sama sekali). Oleh karena itu saat meniriskan biji/benih, pisahkan benih yang mengapung dan yang tenggelam.
Ingat, mengapung atau tenggelamnya biji jangan dilihat saat awal merendam, tetapi dilihat saat akhir merendam.
Jika persediaan benih/biji anda banyak, maka buang saja benih yang mengapung tersebut. Namun jika anda hanya memiliki sedikit benih, jangan dibuang, tetap saja lakukan proses selanjutnya, karena ada kemungkinan benih tersebut tetap dapat bertunas/berkecambah.
Proses Perkecambahan ke-1 - Biji Pir
- Siapkan tisu/kapas/kain/handuk kertas untuk wadah germinasi.
- Lembabkan dengan menggunakan air sprayer halus.
- Air untuk melembabkan sebaiknya air kemasan atau air matang.
- Ambil beberapa benih dan letakkan di atasnya.
- Tutup dengan tisu/kapas/kain/handuk kertas lainnya yang telah dilembabkan
- Masukkan ke kantong plastik dan tutup rapat.
- Letakkan kantong plastik di tempat terang (mendapat sinar matahari).
- Periksalah setiap hari, sesuaikan kondisinya bila dibutuhkan.
- Biji Pir berkecambah setelah 2 - 3 minggu.
- Jika kecambahnya mencapai 1,0 - 2,6 cm, pindahkan ke media semai.
Proses Perkecambahan ke-2 - Biji Pir Yang Bertunas
- Siapkan tisu/kapas/kain/handuk kertas untuk wadah germinasi.
- Lembabkan dengan menggunakan air sprayer halus.
- Ambil biji bertunas dan letakkan di atas tisu/kapas/kain/handuk kertas.
- Masukkan ke kantong plastik dan tidak perlu ditutup.
- Letakkan kantong plastik di tempat terang (mendapat sinar matahari).
- Jika kecambahnya mencapai 1,0 - 2,6 cm, pindahkan ke media semai.
Proses perkecambahan benih adalah proses membuat agar benihnya mengeluarkan tunas (berkecambah).
Siapkan wadah proses perkecambahan (tempat untuk benih/biji Pir bertunas/berkecambah) antara lain tisu atau kain atau handuk kertas atau kapas, dan kantong plastik yang bisa ditutup.
Caranya : ambil wadah proses perkecambahan (tisu / kapas / kain / handuk kertas), kemudian lembabkan wadah germinasi tsb menggunakan air sprayer halus. Cukup lembab saja, jangan sampai ada air menggenang agar biji/benih tidak berjamur atau busuk.
Air untuk melembabkan tisu/kapas/kain/handuk kertas sebaiknya air kemasan atau air matang.
Untuk benih Pir yang belum bertunas :
- Ambil benih Pir yang telah distratifikasi, kemudian letakkan benih di atas wadah germinasi dengan jarak yang rapi, dan tutup dengan tisu / kapas / kain / handuk kertas lainnya yang sudah dilembabkan.
- Selanjutnya masukkan tisu/kapas/kain/handuk kertas yang telah berisi biji Pir ke dalam kantong plastik dan tutup rapat kantong plastik.
Untuk benih Pir yang sudah tumbuh calon akar (1 - 3 mm) :
- Ambil benih yang sudah bertunas, kemudian letakkan di atas wadah germinasi dengan jarak yang rapi, dan biarkan terbuka (jangan ditutup lagi dengan tisu / kapas / kain / handuk kertas lainnya).
- Selanjutnya masukkan tisu/kapas/kain/handuk kertas ke dalam kantong plastik dan plastiknya jangan ditutup.
Jika menggunakan tisu, maka gunakan 2-3 tisu yang ditumpuk agar tidak terlalu tipis wadah proses perkecambahan.
Kemudian letakkan plastik di tempat terang yaitu tempat yang mendapat sinar matahari langsung namun terhindar dari guyuran hujan, misalkan di dekat jendela kaca, atau di teras rumah yang terlindung dari hujan langsung dan lakukan rutin berikut ini :
- Periksalah setiap hari dan sesuaikan kondisinya bila dibutuhkan.
- Jika tisu/kapas/kain/handuk kertasnya mengering, tambahkan satu atau dua tetes air.
- Jika muncul jamur atau bintik-bintik hitam pada suatu benih, cabut benih tersebut dan bersihkan jika memungkinkan. Namun jika sulit dibersihkan, maka buanglah biji tersebut.
- Jika ternyata seluruh biji di dalam terserang jamur, tambahkan sedikit fungisida.
Benih/biji Pir akan mengeluarkan tunasnya (berkecambah) setelah 2 - 3 minggu. Waktu yang dibutuhkan masing-masing benih Pir untuk bertunas memang tidak seragam, karena bergantung dari kualitas masing-masing benih, serta lingkungan/kondisi di sekitar masing-masing benih tsb.
Jika benih/biji Pir sudah muncul kecambah/tunasnya sekitar 1,0 - 2,6 cm, maka pindahkan benih yang sudah bertunas tersebut ke media semai/tanam.
Penyemaian Benih Pir
- Siapkan wadah penyemaian (berupa nampan, tray, kaleng bekas, dsb).
- Bagian bawahnya harus diberi lubang secukupnya untuk sirkulasi air.Sehari sebelum semai, isi dengan media semai hingga 3/4 nya.
- Komposisi media semai = tanah : pasir/sekam : kompos = 1 : 1 : 1.
- Masukkan biji Pir ke media semai dengan kedalaman 0,7 - 1,2 cm.
- Artinya ketebalan tanah yang menutupi benih = 0,7 - 1,2 cm.
- Semprotkan air yang halus (gunakan spray).
- Letakkan wadah persemaian di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
- Jaga medianya agar tidak kering dan tidak terlalu basah.
- Semprotkan air halus 1-2 kali sehari bila medianya kering.
- Persemaian diakhiri setelah memiliki 2 - 4 helai daun.
Persiapkan wadah semai (tempat untuk penyemaian) yang dapat berupa nampan, tray, polibag, pot, kaleng bekas, dsb.
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan wadah semai adalah bagian dasar wadah harus diberi lubang secukupnya untuk kelancaran sirkulasi air (agar kelebihan airnya keluar dari wadah tersebut, sehingga media semainya tidak becek atau kelebihan air).
Bisa juga bagian samping dari wadah tersebut diberi lubang untuk lebih memperlancar sirkulasi air.
Persiapkan media semainya yang dapat berupa campuran tanah, pasir atau sekam bakar, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1.
Di pasaran sudah banyak tersedia media tanam tunggal (sudah berupa campuran tanah dsb) yang bisa digunakan langsung untuk menyemai benih tersebut.
Sebelum menggunakan media tanam yang dibeli di pasaran, sebaiknya media tanam tersebut dibuka terlebih dulu selama 1 hari di tempat teduh / terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Tujuannya untuk mendinginkan hawa panas yang ada di dalam kemasannya, barulah kemudian media tanam tsb siap digunakan.
Yang terpenting, pada saat bibit/benih bertunas Pir dimasukkan ke media semai, media semainya harus "gembur (tidak padat dan keras)", sehingga akar bibit/benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media semai tsb.
Sehari sebelum menebar benih Pir, masukkan media tanam ke wadah semai (tray/pot/polibag). Selanjutnya basahi terlebih dulu media tanam, dan upayakan media tanam dalam kondisi gembur (tidak padat).
Kemudian masukkan benih/biji Pir ke media tanam dengan kedalaman 0,7 - 1,2 cm (ketebalan tanah yang menutupi benih = 0,7 - 1,2 cm). Cara memasukkannya dengan membuat lubang terlebih dulu sedalam 0,7 - 1,2 cm + tebal benih, selanjutnya benih diletakkan di dalam lubang tsb, dan tutupi benihnya dengan media tanam (tanah) di sekitar benih tsb.
Jika menggunakan tray khusus penyemaian, sebaiknya setiap kotak cukup diisi 1 benih/biji Pir.
Setelah itu, siram dengan semprotan air yang halus (sebaiknya menggunakan alat sprayer).
Letakkan wadah persemaian di tempat terang yaitu tempat yang terkena sinar matahari langsung namun terhindar dari guyuran hujan, misalkan di dekat jendela kaca, atau di teras rumah yang terlindung dari hujan langsung.
Lakukan perawatan persemaian yang meliputi penyiraman, penjarangan bibit, serta pencegahan hama dan penyakit.
Bibit di persemaian harus mendapatkan air yang cukup dan teratur untuk pertumbuhannya, sehingga persemaian perlu dijaga agar tidak kering dan tidak terlalu basah. Caranya disemprot dengan semprotan air yang halus (gunakan alat spray), dilakukan 1 - 2 kali sehari (pagi dan sore) tergantung kondisinya. Jika kondisi media tanamnya lembab, penyemprotan air cukup sekali sehari, bahkan cukup 2 hari sekali. Kelebihan penyiraman cenderung lebih berdampak negatif dibandingkan kekurangan penyiraman.
Jika tempat persemaian tidak menggunakan tray khusus, maka perhatikan bibit yang tumbuh, apakah terlalu rapat atau tidak. Jika terlalu rapat (nyaris menumpuk antar benih), maka lakukan penjarangan, yaitu pindahkan benih yang terlalu rapat ke tempat lain sedemikian rupa sehingga tidak terjadi penumpukan.
Penyakit yang sering menyerang bibit yang baru tumbuh adalah busuk daun dan busuk akar. Pencegahan dilakukan dengan cara menjaga persemaian tidak terlalu basah serta menyemprot dengan pestisida yang sesuai.
Pada umumnya, bila kelebihan penyiraman, maka daun akan mulai menguning dari bagian bawah. Seandainya terjadi demikian, maka segera hentikan penyiraman. Sebaliknya, bila kekurangan penyiraman, maka daun akan terlihat layu, kemudian mulai kering dan akhirnya rontok. Jadi ketika daun terlihat layu, berarti kurang penyiramannya, dan ketika daun menguning berarti kelebihan penyiraman.
Setelah bibit Pir tumbuh cukup besar (memiliki 2 - 4 helai daun), maka bibit tersebut dipindahkan ke media tanam (tempat menanam yang dipersiapkan).
Penanaman Bibit Pir
- Siapkan wadah/tempat menanam (pot besar, drum, dsb)
- Pot/drum harus diberi lubang di bagian bawahnya.
- Masukkan batu-batu kecil agar lubang tidak tersumbat tanah.
- Sehari sebelum tanam, isi pot/drum dengan media tanam hingga 3/4 nya.
- Komposisi media tanam = tanah : pasir/sekam : kompos = 2 : 1 : 1.
- Setelah bibit Pir memiliki 2 - 4 helai daun, pindahkan ke pot/drum.
- Caranya: Buat lubang terlebih dulu di pot/drum.
- Ambil bibit beserta tanah di sekitar akarnya.
- Masukkan ke lubang dengan posisi tegak, tambahkan tanah di sekitarnya.
- Letakkan pot/drum di tempat terang namun aman dari hujan.
- Setelah tumbuh daun baru, letakkan pot/drum di tempat terbuka.
- Lakukan perawatan terhadap tanaman Pir
Jika tempat/wadah untuk menanam Pir menggunakan pot besar/drum maka pot/drum harus diberi lubang di bagian bawahnya dan membuat sedemikian rupa agar bagian bawahnya tidak menyentuh tanah, sehingga air tidak terlalu lama berdiam di di dalam polibag (dapat mengalir keluar).
Untuk mudahnya, sebelum diberi media tanam (tanah), masukkan terlebih dulu batu-batu kecil (atau pecahan-pecahan batu) ke dalam pot/drum. Batu-batu tersebut berfungsi sebagai penyangga media tanam sekaligus mencegah tersumbatnya lubang drainase.
Kemudian barulah isi pot/drum dengan media tanam hingga 75% - 85% bagian dari pot/drum (artinya jangan sampai penuh).
Media tanam yang digunakan dapat berupa campuran tanah, pasir atau sekam bakar, dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1.
Di pasaran sudah banyak tersedia media tanam tunggal (sudah berupa campuran tanah dsb) yang bisa digunakan langsung untuk menyemai benih tersebut.
Sebelum menggunakan media tanam yang dibeli di pasaran, sebaiknya media tanam tersebut dibuka terlebih dulu selama 1 hari di tempat teduh / terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Tujuannya untuk mendinginkan hawa panas yang ada di dalam kemasannya, barulah kemudian media tanam tsb siap digunakan.
Yang terpenting, pada saat bibit Pir dimasukkan ke media tanam, media tanamnya harus "gembur (tidak padat dan keras)", sehingga akar bibit/benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media tanam tsb.
Sehari sebelum mulai menanam atau mulai memindah bibit tanaman, masukkan terlebih dulu media tanam ke wadah tanam (pot besar, drum, dsb). Kemudian siram dengan sedikit air agar media tanam menjadi lembab, dan upayakan agar media tanam dalam kondisi gembur (tidak padat).
Buatlah terlebih dulu lubang pada media tanam (tanah) di pot/drum terkait. Lubang tersebut digunakan untuk meletakkan / menanam bibit yang telah disemai.
Pindahkan bibit tanaman Pir dari persemaian yang telah memiliki 2 - 4 helai daun. Pemindahan dilakukan satu persatu dan pelan-pelan (hati-hati) agar tidak terjadi kerusakan pada akar yang masih lemah. Caranya, ambil/angkat bibit dengan mengikutsertakan tanah di sekitar akarnya. Untuk mengambil/mengangkat bibit tsb bisa menggunakan sendok atau sekop kecil/besar.
Kemudian masukkan bibit Pir beserta tanah di sekitarnya ke lubang yang telah disiapkan. Tambahkan media tanam (tanah) di sekitar bibit tersebut. Bibit harus muncul di permukaan tanah dengan posisi tegak ke atas, jika kesulitan untuk ditegakkan, maka tekan sedikit tanahnya sedemikan rupa sehingga bibit tersebut dapat berdiri tegak.
Setelah ditanam, semprot/siram dengan sedikit air (gunakan spray/penyemprot air yang halus).
Tempatkan tanaman Pir di lokasi terang yang terkena matahari langsung namun tidak terkena guyuran hujan.
Setelah munculnya tunas baru (tumbuh daun baru) dan tanaman dianggap sudah kokoh, tanaman Pir dianggap telah siap, dan selanjutnya pot / polibag dapat ditempatkan di lokasi terbuka.
Merawat Tanaman Pir
- Jika media tanam cenderung kering, siram 2 kali sehari, pagi dan sore.
- Jika media tanam cenderung lembab, siram 1 kali sehari, pagi atau sore.
- Lakukan pemupukan sesuai petunjuk pada kemasan masing-masing pupuk.
- Pasanglah ajir (penyangga) ketika sudah tumbuh sekitar 16 - 20 cm.
- Jarak ajir dengan tanaman sekitar 4 - 9 cm.
- Lakukan penyulaman jika bibit tumbuh tidak sempurna atau rusak atau mati
- Lakukan penyiangan jika tumbuh gulma.
- Lakukan pembumbunan jika tanah di sekitar tanaman tergerus
- Semprotkan insektisida dan akarisida hanya jika diperlukan (terserang hama).
- Semprotkan fungisida hanya jika diperlukan (terserang penyakit).
Perawatan tanaman Pir meliputi penyiraman, pemupukan, pemasangan ajir/penyangga, penyulaman, pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Penyiraman tanaman Pir hendaknya dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak rusak, baik daun maupun batangnya. Jika media tanamnya mudah kering, maka frekuensi penyiraman sebaiknya dua kali sehari, yaitu pagi dan sore.
Jika media tanamnya cenderung lembab, maka penyiraman cukup dilakukan satu kali sehari, pagi atau sore. Sebaiknya tidak melakukan penyiraman di siang hari, karena dapat menimbulkan kelayuan pada tanaman.
Pemupukan tanaman Pir dilakukan dengan dosis dan cara penggunaan pupuk yang disesuaikan dengan petunjuk pada kemasan masing-masing pupuk.
Pemasangan ajir (penyangga/penegak) dibutuhkan tanaman Pir.
Ajir adalah alat penegak/penyangga/perambat yang terbuat dari batang/bilah bambu atau kayu atau kawat atau bahan lainnya yang berfungsi sebagai tempat bersandar tanaman, penyangga batang yang lemah, juga tempat rebahan/merambatnya tanaman.
Ajir sebaiknya dipasang setelah tanaman Pir tumbuh sekitar 16 - 20 cm. Jarak ajir dengan tanaman sekitar 4 - 9 cm. Memasang ajir yang terbuat dari bambu dan bisa juga menggunakan tampar kecil lakukan segera karena tanaman ini jenisnya merambat yang di perlukan pegangan untuk merambat, jika tidak segera di lakukan pemasangan tiang ajir maka di pastikan akan terhambat pertumbuhanya
Dengan adanya ajir, maka tanaman Pir tumbuh sesuai dengan arah ajir tersebut. Ketika tanaman sudah cukup tinggi atau panjang, maka segera ikat longgar tanaman ke ajir menggunakan tali rafia di beberapa bagian.
Bila bibit tanaman Pir tumbuh tidak sempurna atau rusak atau mati, maka segera lakukan penyulaman (tanam kembali) dengan bibit Pir lainnya (jika ada).
Bila di sekitar tanaman Pir tumbuh gulma, maka lakukan penyiangan dengan mencabuti gulma tersebut, juga sekaligus gemburkan tanah di sekitar tanaman.
Lakukan pembumbunan pada tanaman Pir, terutama jika tanah di sekitar tanaman mulai tergerus, atau ada akar tanaman yang muncul ke permukaan tanah. Juga ketika tanaman tumbuhnya agak miring (tidak tegak).
Pengendalian Hama Tanaman.
- Hama tanaman antara lain trips, kutu daun, tungau, kutu kebul, ulat gerayak, dsb. Peluang munculnya hama tanaman ini akan semakin tinggi pada musim kemarau.
- Bila satu tanaman terkena hama dan dibiarkan, maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena hama tersebut, sehingga jangan dibiarkan.
- Untuk mengatasi hal tersebut, lakukan pengendalian dengan cara menyemprotkan insektisida untuk hama serangga dan akarisida untuk tungau, setiap minggu sesuai dosis, jika diperlukan.
Pengendalian Penyakit Tanaman.
- Penyakit tanaman antara lain rebah kecambah, layu bakteri, layu (fusarium), antraknosa, busuk daun (choanephora), hawar phytophora, bercak daun (cercospora), bercak bakteri, busuk lunak bakteri, keriting kuning, dsb. Serangan penyakit tertentu yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri akan semakin tinggi pada musin hujan.
- Seperti halnya dengan hama, bila satu tanaman terkena penyakit dan dibiarkan, maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena penyakit tersebut, sehingga jangan dibiarkan.
- Untuk mengatasi hal tersebut, lakukan pengendalian dengan cara menyemprotkan fungisida setiap minggu sesuai dosis, jika diperlukan. Petunjuk dosisnya terdapat pada kemasan fungisida terkait.
Panen Buah Pear
Panen Pir sudah dapat dilakukan 3 - 5 tahun.
Waktu yang dibutuhkan masing-masing tanaman Pir untuk panen pertama memang tidak seragam, karena bergantung dari kualitas masing-masing benih awal, lingkungan/kondisi di sekitar masing-masing benih pada saat bertunas dan tumbuh, serta perawatan pada masing-masing tanaman pir itu.
Komentar
Posting Komentar